Mimpi Masyarakat Kampus!!!!
Sekolah Perguruan Tinggi atau lebih dikenal dengan istilah Kampus adalah salah satu organisasi yang bergerak dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia.
Sebagai motor pergerakan intelektual tentunya organisasi ini memiliki konten tersendiri yang sungguh jauh dari model ataupun bentuk organisasi lainnya, baik itu organisasi pemerintahan maupun organisasi yang sifatnya profit.
Model manajemen kampus yang terinspirasi oleh logika input, proses dan output adalah teori yang sampai sekarang ini belum tergantikan padahal memenej manusia sangatlah jauh berbeda dengan memenej benda mati menjadi hasil produksi.
Kampus sebagai laboratorium kaum intelektual idealnya berfungsi sebagai kampus yang dapat memanjakan masyarakatnya dengan fasilitas yang memadai, kampus yang memiliki budaya serta iklim intelektual, kampus yang senantiasa mengutamakan pelayanan yang prima terhadap mahasiswanya, kampus yang memiliki regulasi sistem yang tinggi baik sistem perkuliahan, sistem struktural, maupun sistem pengelolaan, kampus yang mampu mencetak alumni yang diperebutkan oleh berbagai kalangan, kampus yang di dalamnya terdapat pendidik atau dosen yang sungguh dapat mendidik bahkan mengilhami, kampus yang bebas KKN, kampus yang jauh dari kamuflase demi kepentingan profit, memiliki mahasiswa yang sehat secara emosional dan spritual, berwawasan luas, memihak pada kebenaran, keadilan yang memahami hakikatnya sebagai mahasiswa yang cerdas dalam berpikir, cerdas dalam merasa, cerdas dalam berperilaku, cerdas dalam bertindak, cerdas dalam bergaul dan cerdas dalam menyikapi keadaan.[]
Terkhusus bagi masyarakat jurusan administrasi pendidikan, harapan akan kejayaan atas eksistensi Jurusan sangatlah tinggi mengingat posisi struktural yang menjanjikan khususnya di tingkat fakultas kini dihuni oleh orang kita. Minimal prioritas perhatian dari telatah mereka ditujukan kepada jurusan ini, namun demikian keadaan ini mestinya kita tilik bersama, benarkah keberadaan mereka telah membawa harapan kita ke alam realitas? Ataukah mereka justru mencederai harapan itu. Kami mengajak kapada pembaca sekalian untuk membuka mata akan tabir yang menggejala bahwa apa yang kita harapkan dan bagaimana asumsi sebagai buah dari analogi berfikir kita patah dengan sendirinya. Nasib jurusan yang tidak menemukan keberpihakan atas dirinya mengingatkan kita pada anekdot “kacang lupa pada kulitnya” so lalu bagaimana semestinya kita berbuat! Apakah tetap berpasrah atas kebijakan-kebijakan berbau politis yang selalu mengesampingkan jurusan ini demi mimpi mereka akan praktek kepemimpinan demokratis? Waow haruskah sebegitu kakunya.
Nah! pun kepemimpinan demokratis yang diusahakannya, mengapa justru persamaan hak baik itu fasilitas, perhatian maupun pelayanan masih dipertanyakan. Analogi selanjutnya yang dapat timbul ialah akankah lembaga kemahasiswaan jurusan ini juga mendapat perhatian? Lalu bagaimana dengan nasib mahasiswa dan alumni jurusan ini, adakah secercah harapan akan perhatian itu?[]
Berani Beda !
Soal berbeda pendapat adalah hal yang biasa. Tiap orang dapat memiliki perspektif berbeda terhadap suatu hal. Yang jadi persoalan adalah kalau anda takut berbeda, sekalipun anda meyakini bahwa pendapat anda benar. Ketakutan itu punya banyak sebab: mungkin takut dicap pembangkang, takut dimusuhi, takut akan degradasi sosial atau struktural, mau cari muka, takut dikucilkan dari pergaulan atau karena memang anda tidak biasa berbeda. Bisa juga karena anda tidak yakin akan pendapat anda. Apa lagi jika anda sudah berada pada “zona kenyamanan”. Segala sesuatu yang mengusik kenyamanan anda akan anda anggap sebagai hal yang tidak relevan....
Anda akan merasa tidak nyaman bila mana mengemukakan pandangan yang berbeda. Anda lebih sering mengikuti arus dan pendapat terbanyak. Kreativitas anda hilang karena takut kenyamanan anda terganggu. Padahal, kreativitas itu justru memajukan organisasi atau komunitas tempat anda terlibat.
Perbedaan pendapat adalah sebuah dinamika. Perbedaan bahkan bisa menjadi salah satu energi pendorong kemajuan. Sebab, dengan berbeda pendapat, perspektif kita akan semakin luas. Anda bisa membayangkan bagaimana jika sebuah persoalan hanya diteropong dari satu sudut pandang. Hasilnya pasti tidak akurat dan anda kehilangan banyak energi ketika timbul persoalan baru. Cukup masuk akal jika di beberapa organisasi dan perusahaan terbaik di dunia memiliki tim yang kerjanya memberikan secondn opinion terhadap banyak hal. Tim ini, yang tepatnya di sebut “tukang kritik”, bekerja secara profesional untuk memberikan timbangan yang berbeda dan mencari hal-hal yang dianggap penting. Timbangan, mereka sering kali memerahkam telinga dan memanaskan hati, tetapi dalam banyak hal terbukti benar. Tim ini menjadi penting, mengingat naluri dasar manusia yang tidak suka berbeda dan dikritik. Setiap orang cenderung suka mendangar kata-kata pujian, apalagi yang bisa membuat mereka melayang-layang. Sebaliknya, setiap orang cenderung tidak suka dikritik. Lain halnya kalau “tukang kritik” itu dibentuk dan disetujui bersama. Jauh lebih baik melembagakan “tukang kritik” ini daripada membiarkannya ceplas-ceplos di mana-mana.
Kalu toh anda bukan bagian dari tim kritik ini, jika anda yakin pendapat anda benar dan didukung argumentasi yang akurat, maka sampaikanlah. Karena cepat atau lambat, pendapat yang benar akan beroleh tempat yang benar. Adakalanya bertahun-tahun bahkan setelah kematian kita. [manajemen kecerdasan, hal. 169-171]
Wacana diatas sengaja kami paparkan sebagai rekomendasi kepada kawan-kawan sekalian, berharap wejangan tersebut mampu memotifasi pembaca sekalian untuk berani beda sebab kami mengasumsikan bahwa daya kritis itu akan muncul ketika keberanian dan percaya diri itu terpatri dalam diri pembaca sekalian.[]
Me-review Mubes HIMA AP FIP UNM
Eksistensi HIMA AP adalah suatu keberharusan dan mutlak adanya sebagai sebuah ultimatum pergerakan mahasiswa.
Januari 2009 merupakan Eskalase perjalanan HIMA AP sebagai epsiode babak baru. Historisitas lembaga HIMA AP atas kronologis 10 januari kini menjadi kontroversi akan berbagai terkaan di masa lalu. Memori tanjung bayang adalah saksi atas pertarungan keberanian dua warna yang berbeda, namun situasi sengit yang ketika itu ternodai oleh proses politisasi yang tidak berimbang sehingga penentuan kuaota suara pemilih tidak begitu representatif. Kedepan keberwujudan demokrasi internal lembaga perlu untuk kita evaluasi dan kawal bersama, tentunya dilakukan dengan cara menghalau kepentingan eksternal yang selalu berusaha mencanggkokkan kadernya sebagai alat pengantar kekuasaan namun tidak sama sekali memikirkan suatu kemajuan fungsional lembaga. Hal ini mestinya kita sadari secara dini dan segera bangkit dalam memposisikan diri sebagai poros untuk mengawal jernihnya mubes akan datang.[]
Harus Memulai!
Untuk berubah apa lagi untuk maju, seseorang harus memulai sesuatu yang diyakini. Manajemen diri harus dimulai kalau seseorang mau menjadi unggul dalam kehidupan. Banyak orang yang waktu hidupnya di dunia sudah relatif panjang, tetapi justru tidak bertambah kedewasaanya. Hanya fisiknya yang tua, tetapi pikirannya tidak pernah dewasa. Selaiknya, makin bertambah umur, makin arif dan bijaksanalah seseorang. Seharusnya, makin cerdas, makin tinggi pendidikan, makin baik pula orang itu. [manajemen kecerdasan, hal 256]
Selamat kami ucapkan kepada saudari Mayang Sari Uloli, Widiya Ningsi TB, dan Telsar Suharto atas hari jadinya yang ke xx tahun, semoga bahagia dan sehat selalu.[]
Glosarium
analogi : persamaan antara dua benda atau hal yang berbeda.
degradasi : penurunan pangkat, derajat, kedudukan, dsb.
motor: penggerak.
Politisasi : hal membuat keadaan bersifat politik.
poros : sumbu roda.
prima: sangat baik,utama,yang pertama.
profit : untung, keuntungan, manfaat.
regulasi : pengaturan.
representatif: dianggap dapat mewakili.
tabir : tirai, dinding, penyekat, penutup.
telatah : gerak-gerik, tingkah laku, kelakuan sikap dan sebagainya.
tilik: penglihatan yang cermat atau pengliahat yang teliti
1 komentar:
selamat atas d buatx blog ini.
Posting Komentar