Kutitipkan pesan ini buat kalian (Fungsionaris lembaga kemahasiswaan) yang memilih organisasi mahasiswa sebagai sarana dalam mematangkan diri...
"setelah sekian lama kuberdiam akhirnya kusadari bahwa ada sesuatu hal yang selama ini terbiarkan meretas menciderai proses pematangan diri kalian sebagai mahasiswa yang sesungguhnya"
"Tidak sedikit dari kalian yang kini tersesat dan akan tetap tersesat sebab tidak menyadari bahwa kalian sedang di sesatkan oleh dia yang kau agungkan dan banggakan karena cerita-cerita itu"
"yang patuh akan tetap patuh namun apalah artinya jika kemerdekaanmu kau gadaikan pada orang yang salah"
"idealisme yang kau bangun ditengah ketersesatan akan menjadikanmu boneka yang tak berjiwa"
"hanya kekosongan, kesia-saian dan rasa takut yang kau dapati dan itu tidak akan menjadikanmu siapa-siapa"
"dan sebelum engkau terjebak atas perbudakan maka segeralah tuk menuntut hak mu yang telah di rampas"
"Jangan dengar apa kata mereka karena kata hatimu adalah satu-satunya jalan yang kan menuntunmu pada jalan kebenaran"
"mungkin sebagian dari kalian tidak mengerti akan jeritan ini namun saya yakin bahwa tak satupun dari kalian yang berpihak pada penindasan khususnya pada diri anda sendiri"
"mari buka mata, buka hati lalu perhatikan dunia realitasmu dimana kamu berpijak dan pastikan rasa benar itu adalah benar, lalu berbuatlah seadil mungkin setidaknya pada diri kalian masing-masing"
"satu kata kawan.... 'LAWAN' ... dan raih kemerdekaan itu"
Hidup Mahasiswa..............!!!!!
by: Mr. Andi "nak rantau yang merindukan semangat itu"
Selasa, 22 Oktober 2013
Kamis, 27 Desember 2012
Rekonstruksi Kompetensi Lulusan Jurusan Administrasi Pendidikan
Prof. Dr. H. Muljani A. Nurhadi, Ph.D (Guru besar FIP UNY) dalam presentasi makalah SMILOKNAS 6-7 November 2010 yang lalu mengaskan bahwa Apresiasi perlu diberikan kepada Jurusan AP Universitas Negeri Makassar yang telah mengambil insiatif awal dengan mencoba mengkaji dan melakukan rekonstruksi rumusan kompetensi lulusan program S1 AP sebagai basis melakukan perubahan kurikulum secara lebih sistematis. Menurutnya, hal ini sangat mendesak dilakukan karena beberapa alasan sbb: (a) telah berubahnya tuntutan pasar terhadap lulusan, (b) berubahnya lokus manajemen pendidikan yang sekarang lebih banyak didesentralisasikan ke satuan pendidikan dan kabupaten/kota, (c) telah dibakukannya persyaratan sertifikasi kompetensi untuk beberapa jabatan di bidang AP dalam bentuk produk hukum, (d) berubahnya sistem dan filosofi pengelolaan keuangan negara yang harus diikuti dengan perubahan sistem manajemen keuangan pendidikan, (e) berubahnya lingkungan politik pendidikan (eksternal dan internal) yang melibatkan semakin banyak aktor dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan pengelolaan pendidikan, dan (f) telah berkembangnya progam studi AP di berbagai perguruan tinggi yang mencakup tidak hanya progam S1, tetapi juga S2 dan S3.
Profesi merupakan bagian dari, tetapi tidak sama dengan okupasi. Seperti dijelaskan dalam The American College Dictionary, bahwa “the term occupation as one’s business or trade and notes that the term profession implies an occupation requiring special knowledge and training”. Ini mengandung makna bahwa okupasi adalah apa yang dikerjakan oleh seseorang sedangkan profesi adalah jabatan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan spesifik. Jabatan bersifat pilah sedang profesi bersifat kontinum dari yang paling rendah tingkatannya (terampil), para-profesional, sampai dengan profesional.
Okupasi yang harus diisi oleh tenaga yang memiliki profesi di bidang manajemen pendidikan tersedia luas dari tingkat “terampil” sampai dengan profesional, termasuk bagi kategori tenaga kependidikan non-guru, dan sebagian sudah masuk ke dalam sistem standar nasional pendidikan, seperti: jabatan kepala seko-lah, pengawas, tata usaha, pengelola laboran, dan staf administrasi pendidikan pada satuan pendidikan dsb.
Lulusan program S1 AP diharapkan dapat mengisi jenis okupasi tersebut pada tingkat terampil, karena okupasi pada tingkat para-profesional dan profesional diisi oleh lulusan program pasca sarjana, maka tujuan pendidikan progam S1 AP adalah "menyiapkan lulusan agar menguasai pengetahuan dasar administrasi pendidikan, ketrampilan teknis untuk menyelesaikan pekerjaan rutin di bidang administrasi pendidikan dalam konteks organisasi yang sederhana, sebagian memerlukan tanggungjawab individual dan otonomi, dan dapat bekerjasama dengan orang lain".
Berdasarkan hal tersbut beberapa peserta seminar berharap agar kedepannya untuk formasi CPNS tenaga kependidikan dapat di isi oleh alumnus jurusan administrasi pendidikan dan hal tersebut menjadi tawaran dari beberapa peserta Semiloknas untuk bisa bersama-sama dengan pihak universitas membuat rekomendasi ke BKN
Selasa, 06 Maret 2012
ADMINISTRASI PENDIDIKAN NASIBMU KINI
Memasuki awal tahun 2012 yang semakin membuat usia jurusan AP semakin tua dan selalu melahirkan semangat-semangat pembaharu di bidang pendidikan yang sampai hari ini dan entah kapan belum memiliki satu kursi di birokrasi (layaknya legislator)yang legal. Apa yang salah?. Siapa yang salah?.atau ini nasib atau takdir?.
Sangat diakui bahwasanya butuh waktu untuk suatu perubahan, tapi apakah waktu akan terus menjadi momok yang menjadi suatu apology. Harapan besar bagi kita semua untuk berjuang bersama dan tidak mementingkan ego masing-masing layaknya perahu marilah kita bersama mendayung untuk satu tujuan.
Ada satu perjuagan yang bisa kita tempuh dan sepatutnya harus kita perjuangkan. Satu wilayah kecil yang mungkin dianggap sebagai wilayah yang tidak layak atau rendah dalam pemikiran apabila mendengar wilayah tersebut, wilayah itu adalah tenaga administrasi sekolah yang telah ditetapkan dalam permen 24 tahun 2008 tentang tenaga administrasi sekolah. Akan tetapi ini cukup memperihatinkan karena dalam permen tersebut tidak menyebutkan secara tegas tentang kualifikasi yang dimiliki bahwasanya seorang TAS adalah lulusan Administrasi Pendidikan, melainkan minimal lulusan SMK dan program studi yang relevan Dan juga memiliki sertifikat TAS (bukan AKTA Mengajar).
Terlalu banyak racun dalam pemikiran keluaran AP yang muluk-muluk dan penuh fantasy, yang dibutuhkan adalah satu kursi, satu tempat, satu wadah yang jelas. Bukannya menyerah atau mindset seorang keluaran AP adalah PNS akan tetapi ini adalah suatu tujuan yang jelas.
Banyak fakta yang semakin menguatkan ketidakjelasan ini.tanya mereka yang sedang berjuang diluar sana dengan membawa selembar ijazahnya(selain factor x atau Luckyx)>>>>>>>>>>>>>>>>
Apakh kita akan selalu ada dalam kondisi yang seakan nyaman yaitu ketidakjelasan. Selama ± 4 tahun bergelut dengan ilmu manajemen/administrasi pendidikan yang pengaplikasiannya tidak jelas, sekali lagi ini bukan kalimat putus asa tapi ini hanya satu sentilan untuk memperjelas ketidakjelasan.
Menjadi seorang enterpreunership, konsultan pendidikan, membuka lembaga pendidikan formal dan Non formal, TAS,…………………….ini adalah arah administrator pendidikan. Tapi adakah yang jelas dan mampu menampung keluaran AP secara kompetisi atau itu tergantung LUCKY seperti yang telah disebutkan diatas.
Dan perlu disadari juga bahwa untuk memperjuangkan ini kita juga harus memperkuat kekuatan dalam hal kompetensi sehingga kita memang pantas.
Semoga dengan ini mampu membangkitkan kembali semangat perubahan yang akan selau kita pikirkan dan lakukan guna mencapai yang kita harapkan yaitu memperjelas ketidakjelasan.
Selasa, 15 November 2011
Lembaga Kemahasiswaan Sebagai Sarana Belajar
Lembaga kemahasiswan merupakan kumpulan orang-orang intelektual yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakatinya. Pada dasarnya lembaga kemahasiswaan hadir sebagai wadah pembelajaran mahasiswa dalam upaya implementasi cita-cita idealisme perjuangan mahasiswa demi eksistensi kegandrungan akan kebenaran dan keadilan. HIMA AP FIP UNM merupakan lembaga non-struktural yang berada di Jurusan Administrasi Pendidikan dan berfungsi sebagai wadah pemersatu, penampung aspirasi, dan menyalurkan potensi yang dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan, yang mana dalam pelaksanaan organisasinya berpedoman pada pedoman organisasi.
Telah menjadi kemestian bagi pengurus HIMA AP FIP UNM untuk menciptkan dan menjaga kreativitas pengembangan internal HIMA AP sebagai titisan jalan menuju kedewasaan berfikir dan berperilaku. Olehnya itu seluruh kinerja bidang mestilah saling menopang dan berjalan bersinergi antara satu dan yang lainnya. Selain itu pembangunan jejaring komunikasi yang baik dan kuat antar pengurus mestilah menjadi instrumen yang dapat menjadi kekuatan dalam penggapaian cita-cita lembaga ini pada sekarang dan masa depan yang lebih cerah.
Namun di sayangkan krisis kader dewasa ini semakin memprihatinkan sebab loyalitas pengurus pada lembaga ini sudah terkikis oleh budaya hura-hura dan kesenangan pribadi semata, mereka yang seharusnya mementingkan kepentingan orang banyak kini kehilangan kesadaran sosial sehingga enggan mengambil peran sebagaimana sejatinya seorang pengurus lembaga kemahasiswaan.
Telah menjadi kemestian bagi pengurus HIMA AP FIP UNM untuk menciptkan dan menjaga kreativitas pengembangan internal HIMA AP sebagai titisan jalan menuju kedewasaan berfikir dan berperilaku. Olehnya itu seluruh kinerja bidang mestilah saling menopang dan berjalan bersinergi antara satu dan yang lainnya. Selain itu pembangunan jejaring komunikasi yang baik dan kuat antar pengurus mestilah menjadi instrumen yang dapat menjadi kekuatan dalam penggapaian cita-cita lembaga ini pada sekarang dan masa depan yang lebih cerah.
Namun di sayangkan krisis kader dewasa ini semakin memprihatinkan sebab loyalitas pengurus pada lembaga ini sudah terkikis oleh budaya hura-hura dan kesenangan pribadi semata, mereka yang seharusnya mementingkan kepentingan orang banyak kini kehilangan kesadaran sosial sehingga enggan mengambil peran sebagaimana sejatinya seorang pengurus lembaga kemahasiswaan.
Selasa, 07 Juni 2011
Perlahan Tapi Pasti
Sukses SEMILOKNAS Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNM
Jasmine room adalah sasksi kunci atas kesangsian terdefenisikannya kegelisahan civitas jurusan administrasi pendidikan akan orientasi dan kiprah jurusan yang selama ini menjadi abu-abu oleh ultimatum besar dari perubahan zaman yang semakin hari semakin menuntut spesialisasi bidang profesional. Berkumpulnya para elite stakeholder pendidikan dalam rangka kegiatan seminar dan loka-karya nasional diharapakan dapat memberikan ketercerahan.
Upaya jurusan administrasi pendidikan dalam menemukan identitasnya yang baru sebagai tenaga pengelola pendidikan profesional (bukan guru) adalah suatu gerakan trasnformatif dalam mengantar eksistensi jurusan administrasi pendidikan pada artikulasi perjalanan episode sebuah zaman yang penuh dengan pewarnaan komitmen atas animo pemenuhan akuntabilitas dan kualitas sebagai motor/penggerak kegiatan pendidikan.
Perjalanan jurusan administrasi pendidikan sejak tahun 1980-an telah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum sebagai bentuk proyeksi akan adaptasi dari setiap fase dan terjemahannya. Adanya PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjadi ladasan gerak pembaruan dewasa ini, sebagaimana yang telah di isyaratkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pada bab IX tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 35 ayat 2 yang berbunyi.
“standar nasional pendidikan di gunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan”.
Acuan dasar yang tertuang di dalam PP No. 19 Tahun 2005 tersebut merupakan standar nasional pendidikan yang dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerja dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagaimana diketahui 8 standar pendidikan tersebut meliputi Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bertugas membantu Menteri dalam mengembangkan, memantau, dan mengendalikan standar nasional pendidikan.
Dalam kaitan itu BSNP telah mengembangkan beberapa Standar diantaranya ilalah Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang standar Kompetensi Lulusan. Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang standar Pengawas Sekolah. Permendiknas Nomor 13 tahun2007 tentang standar Kepala Sekolah. Permendiknas Nomor 16 tahun2007 tentang standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar Pengelolaan Pendidikan. Permendiknas Nomor 20 tahun2007 tentang standar Penilaian Pendidikan. Permendiknas Nomor 24 tahun2007 tentang standar Sarana dan Prasarana Pendidikan. Permendiknas Nomor 41 tahun2007 tentang Standar Proses. Permendiknas Nomor 24 tahun 2008 tentang standar TenagaAdministrasi Sekolah (TAS).
Beberapa aturan di atas tidak lagi menjadi gambaran yang bersifat asumtif melainkan cukup representatif dalam menjelaskan kepada dunia bahwa alumni jurusan adminitrasi pendidikan memiliki tempat yang jelas di dalam struktur ketenagaan kependidikan sebagai tenaga pengelola pendidikan yang profesional berdasarkan kelayakan dalam menciptakan sistem perngelolaan pendidikan, baik itu di tingkat makro, messo terutama di tingkat mikro yakni sekolah sebagaimana yang tertuang di dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang Standar dan Kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah.
Berdasarkan hal tersbut maka pemenuhan kebutuhan tenaga pada jabatan di bidang administrasi pendidikan di semua level kompetensi tidak layak lagi dijadikan keraguan, sebab kompetensi lulusan yang di butuhkan sangatlah relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Jasmine room adalah sasksi kunci atas kesangsian terdefenisikannya kegelisahan civitas jurusan administrasi pendidikan akan orientasi dan kiprah jurusan yang selama ini menjadi abu-abu oleh ultimatum besar dari perubahan zaman yang semakin hari semakin menuntut spesialisasi bidang profesional. Berkumpulnya para elite stakeholder pendidikan dalam rangka kegiatan seminar dan loka-karya nasional diharapakan dapat memberikan ketercerahan.
Upaya jurusan administrasi pendidikan dalam menemukan identitasnya yang baru sebagai tenaga pengelola pendidikan profesional (bukan guru) adalah suatu gerakan trasnformatif dalam mengantar eksistensi jurusan administrasi pendidikan pada artikulasi perjalanan episode sebuah zaman yang penuh dengan pewarnaan komitmen atas animo pemenuhan akuntabilitas dan kualitas sebagai motor/penggerak kegiatan pendidikan.
Perjalanan jurusan administrasi pendidikan sejak tahun 1980-an telah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum sebagai bentuk proyeksi akan adaptasi dari setiap fase dan terjemahannya. Adanya PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjadi ladasan gerak pembaruan dewasa ini, sebagaimana yang telah di isyaratkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pada bab IX tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 35 ayat 2 yang berbunyi.
“standar nasional pendidikan di gunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan”.
Acuan dasar yang tertuang di dalam PP No. 19 Tahun 2005 tersebut merupakan standar nasional pendidikan yang dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerja dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagaimana diketahui 8 standar pendidikan tersebut meliputi Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bertugas membantu Menteri dalam mengembangkan, memantau, dan mengendalikan standar nasional pendidikan.
Dalam kaitan itu BSNP telah mengembangkan beberapa Standar diantaranya ilalah Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang standar Kompetensi Lulusan. Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang standar Pengawas Sekolah. Permendiknas Nomor 13 tahun2007 tentang standar Kepala Sekolah. Permendiknas Nomor 16 tahun2007 tentang standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar Pengelolaan Pendidikan. Permendiknas Nomor 20 tahun2007 tentang standar Penilaian Pendidikan. Permendiknas Nomor 24 tahun2007 tentang standar Sarana dan Prasarana Pendidikan. Permendiknas Nomor 41 tahun2007 tentang Standar Proses. Permendiknas Nomor 24 tahun 2008 tentang standar TenagaAdministrasi Sekolah (TAS).
Beberapa aturan di atas tidak lagi menjadi gambaran yang bersifat asumtif melainkan cukup representatif dalam menjelaskan kepada dunia bahwa alumni jurusan adminitrasi pendidikan memiliki tempat yang jelas di dalam struktur ketenagaan kependidikan sebagai tenaga pengelola pendidikan yang profesional berdasarkan kelayakan dalam menciptakan sistem perngelolaan pendidikan, baik itu di tingkat makro, messo terutama di tingkat mikro yakni sekolah sebagaimana yang tertuang di dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang Standar dan Kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah.
Berdasarkan hal tersbut maka pemenuhan kebutuhan tenaga pada jabatan di bidang administrasi pendidikan di semua level kompetensi tidak layak lagi dijadikan keraguan, sebab kompetensi lulusan yang di butuhkan sangatlah relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Selasa, 26 April 2011
Kekurangan adalah Bagian dari Kesempurnaan itu Sendiri.
Kekurangan adalah Bagian dari Kesempurnaan itu Sendiri.
Dari sejumlah pengetahuan yang pernah kita dapati baik itu dari belajarnya kita dengan membaca teks maupun dari penyampaian seseorang yang pernah kita dengar terkait persoalan kesempurnaan, analogi yang terbangun dalam anjungan kesadaran kita ialah bahwa sempurna itu merupakan sebuah kontruksi yang utuh dan benar lengkap tanpa adanya kekurangan di dalamnya.
Ini adalah konteks yang kita benarkan sehingga lahirlah slogan yang kita gandrungi “tak ada manusia yang sempurna” dan memang manusia sempurna tidak pernah kita temui dalam realitas kehidupan.
Lalu bagaimana dengan kekurangan itu sendiri? Apakah kekurangan itu tidak akan pernah mendapat tempat dalam konteks kesempurnaan? Lalu apa bedanya sempurna dengan kesempurnaan?
Sedikit antitesa dari pandangan saya ialah bahwasanya kesempurnaan itu merupakan kontruksi dua variabel yang berpasangan. Itu berarti jika analogi sempurna hanya memiliki satu variabel yakni utuh dan benar lengkap tanpa adanya kekurangan maka pada analogi kesempurnaan menekankan adanya antitesa dua variabel bahwa kesempurnaan itu merupakan kontrusksi yang utuh dengan kombinasi dua konteks yang terintegrasi.
Mengapa saya menganalonggikan demikian ialah karena saya mengasosiasikannya dengan dalil yang mengatakan bahwa “Allah SWT. menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasang” ada siang ada malam, ada tinggi ada rendah, ada panjang pendek, ada kanan ada kiri, ada baik ada buruk, ada tua ada muda, ada pria ada wanita, ada cinta ada benci, dan seterusnya... itulah spirit yang ingin saya sampaikan bahwa kesempurnaan itu ada ketika dia terdiri dari dua variabel yang berpasang-pasang, maka jika sempurna cenderung mengarah kepada kebaikan maka kekurangan itu adalah bagian kesempurnaan itu sendiri.
Apapun interpretasi anda akan wacana yang saya lempar, anda boleh berbeda yang jelas kita berbeda dalam persatuan dan satu karena perbedaan. So... silahkan di renungkan.[]
Dari sejumlah pengetahuan yang pernah kita dapati baik itu dari belajarnya kita dengan membaca teks maupun dari penyampaian seseorang yang pernah kita dengar terkait persoalan kesempurnaan, analogi yang terbangun dalam anjungan kesadaran kita ialah bahwa sempurna itu merupakan sebuah kontruksi yang utuh dan benar lengkap tanpa adanya kekurangan di dalamnya.
Ini adalah konteks yang kita benarkan sehingga lahirlah slogan yang kita gandrungi “tak ada manusia yang sempurna” dan memang manusia sempurna tidak pernah kita temui dalam realitas kehidupan.
Lalu bagaimana dengan kekurangan itu sendiri? Apakah kekurangan itu tidak akan pernah mendapat tempat dalam konteks kesempurnaan? Lalu apa bedanya sempurna dengan kesempurnaan?
Sedikit antitesa dari pandangan saya ialah bahwasanya kesempurnaan itu merupakan kontruksi dua variabel yang berpasangan. Itu berarti jika analogi sempurna hanya memiliki satu variabel yakni utuh dan benar lengkap tanpa adanya kekurangan maka pada analogi kesempurnaan menekankan adanya antitesa dua variabel bahwa kesempurnaan itu merupakan kontrusksi yang utuh dengan kombinasi dua konteks yang terintegrasi.
Mengapa saya menganalonggikan demikian ialah karena saya mengasosiasikannya dengan dalil yang mengatakan bahwa “Allah SWT. menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasang” ada siang ada malam, ada tinggi ada rendah, ada panjang pendek, ada kanan ada kiri, ada baik ada buruk, ada tua ada muda, ada pria ada wanita, ada cinta ada benci, dan seterusnya... itulah spirit yang ingin saya sampaikan bahwa kesempurnaan itu ada ketika dia terdiri dari dua variabel yang berpasang-pasang, maka jika sempurna cenderung mengarah kepada kebaikan maka kekurangan itu adalah bagian kesempurnaan itu sendiri.
Apapun interpretasi anda akan wacana yang saya lempar, anda boleh berbeda yang jelas kita berbeda dalam persatuan dan satu karena perbedaan. So... silahkan di renungkan.[]
Selasa, 07 September 2010
suara anak padang mirip dengan suara anak makassar
MAU DIBAWA KEMANA LULUSAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
1. A. PROFIL JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
1. Visi
Pusat unggulan pelayanan, pengembangan ilmu dan sumber daya manusia secara profesional dalam bidang manajemen pendidikan yang berlandaskan iman dan taqwa kepada Tuhan YME.
2. Misi
1. Memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran serta pelatihan dalam bidang manajemen pendidikan
2. Melakukan penelitian dan pengembangan berkesinambungan mengenai gagasan baru, bak teori maupun praktek manejemen pendidikan
3. Melakukan pengabdian pengamdian kepada masyaraket melalui konsultasi, pelatihan, dan bimbingan manajemen
4. Melakukukan pembaharuan dalam bidang manajemen pendidikan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sistem pendidikan
5. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga terkait untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam manajemen pendidika
3. 3. Tujuan
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan profesional dibidang manajemen pendidikan yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME
2. Menghasilkan lulusan yang peka terhadap perkembangan dan perubahan dalam manajemen pendidikan
3. Meningkatkan mutu pengelola pendidikan
1. 4. Kompetensi Utama Lulusan Jurusan Administrasi Pendidikan
1. a. Menguasai konsep dan teori tentang manajemen pendidikan yang meliputi fungsi dan bidang garapan serta mampu menerapkannya dalam praktek manajemen pendidikan
2. b. Menguasai konsep dan teori pendidikan dan pengajaran serta mampu melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran
3. c. Menguasai konsep dan teori karya ilmiah dan mampu menghasilkan karya ilmiah di bidang manajemen pendidikan
4. d. Mampu memahami dan hidup bermasyarakat
5. e. Mampu berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma agama yang dianutnya
6. f. Mampu menggunakan teknologi dalam praktek manajemen pendidikan
7. 5. Kompetensi Pendukung Lulusan Jurusan Administrasi Pendidikan
1. a. Mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan dalam bidang manajemen pendidikan
2. Mampu menguasai sekurang-kurangnya satu bahasa asing
3. Memiliki wawasan kewirausahaan
4. Mampu mengolah dan menganalisis data
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu agar tenaga administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah. Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang oleh orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan berantakan. Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan). Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu.
Untuk menjawab tantangan ini didirikan jurusan Administrasi Pendidikan program studi manajemen pendidikan, yang mana lulusan dari jurusan ini diharapkan bisa menjadi pengelola pendidikan, di sekolah atau di dinas pendidikan. Namun fakta dilapangan berkata lain masyarakat merasa sangat asing degan jurusan ini, seolah-olah ini adalah jurusan baru padahal administrasi pendidikan sudah ada sejak UNP masih bernama IKIP Padang. Bahkan yang sangat lucu adalah mahasiswa jurusan Administrasi Pendidikan bingung dengan dirinya sendiri dan bahkan yang lebih memilukan adalah mereka malu untuk jujur jika ditanya apa jurusan mereka.
Tiga tahun silam sewaktu memilih jurusan saat mengikuti SPMB dan menjatuhkan pilihan pada jurusan Admnistrasi Pendidikan, yang terbayangkan adalah akan bekerja sebagai pengelola pendidikan di dinas pendidikan atau sekolah. Namun setelah mengikuti perkuliahan di jurusan administrasi pendidikan kesimpang siuran itu mulai menghampiri. Ini terlihat dengan fenomena-fenomena tidak adanya suatu kompetensi ilmu yang harus benar-benar dikuasai, semua terasa mengambang, mata kuliah yang satu dengan mata kuliah yang lain terasa tidak singkron. Banyak mahasiswa yang bingung dengan jurusan ini, dampak terburuknya ada mahasiswa yang memutuskan untuk pindah jurusan.
Semua kenyataan diatas terjadi karena belum adanya kepastian prospek kerja untuk lulusan jurusan administrasi pendidikan, oleh karena itulah kami tertarik untuk membahasa permasalahan jurusan administrasi pendidikan dalam seminar ini dengan tema “Mau Dibawa Kemana Lulusan Jurusan Administrasi Pendidikan”.
C. PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN
1. 1. Persepsi Mahasiswa Terhadap Jurusan Administrasi Pendidikan
Permasalahan timbul dari mahasiswa itu sendiri. Mereka tidak memahami akan jurusan yang mereka geluti. Mereka selalu berada dalam ketidak pastian bahwa jurusan administrasi pendidikan akan menjadikan mereka seperti apa. Fakta di lapangan yang ditemukan, banyak dari mahasiswa yang malu jika di tanyai mengenai jurusannya. Karena mereka beranggapan bahwa jika dijelaskan administrasi pendidikanlah jurusan mereka, ternyata hasil yang didapatkan banyak dari kalangan umum yang tidak mengerti akan jurusan ini. Disinilah letak kelemahan dari mahasiwa kita. Mereka lebih memilih untuk menyembunyikan informasi mengenai jurusannya dari pada meyakinkan dan menjelaskan bahwa jurusan administrasi pendidikan merupakan jurusan yang sangat berperan penting dalam bidang pendidikan. Bagaimana masyarakat luar akan mengetahui secara mendalam mengenai jurusan administrasi pendidikan, sedangkan mahasiswanya saja tidak mengerti akan jurusan ini dan tidak mau mensosialisasikannya kepada masyarakat banyak.
Banyak kata-kata yang muncul dari mahasiswa bahwa ketidakjelasan akan jurusan membuat mereka kurang bergairah dalam melaksanakan pembelajaran. Bahkan ada dari beberapa mahasiswa yang memilih untuk pindah ke jurusan lain, karena keraguannya terhadap jurusan ini.
Hal aneh yang ditemukan lagi bahwa mahasiswa dari jurusan administrasi pendidikan ini yang menjatuhkan nama jurusannya sendiri, bukan berusaha untuk menaikkan nama dari jurusan tersebut. Mereka mencap bahwa jurusan administrasi pendidikan tidak jelas kedudukannya.
1. 2. Pandangan Masyarakat dan Peran Iluni Terhadap Jurusan Administrasi Pendidikan
Banyak orang yang bertanya-tanya apa itu jurusan Administrasi Pendidikan, ditempatkan dimana nantinya dan sebagai apa kalau bekerja. Orang hanya tahu kalau yang namanya administrasi akan bekerja di kantor Tata Usaha (TU) sebagai pengarsip surat, mengetik surat atau yang berhubungan dengan surat-menyurat. Bahkan masyarakat ada yang mengklaim jurusan kita dengan mengatakan apa itu jurusan “Administrasi Pendidikan” jurusan yang tidak berbobot. Kalau sekedar mengurus administrasi kantor tamatan SMK Bisnis Manajemen khususnya jurusan Administrasi Perkantoran juga bisa dan untuk apa kuliah tinggi-tinggi hanya menghabiskan uang saja.
Masyarakat berani mengklaim jurusan AIP karena mereka tidak melihat atau dominannya yang menempati posisi-posisi tinggi di kantor pemerintah atau swasta bukan jurusan AIP tetapi jurusan lain seperti di perusahaan yang menjadi orang penting adalah jurusan akuntasi / ekonomi, teknik, sedangkan di sekolah jurusan PGSD, bimbingan konseling(BK) dan sekarang sedang hangat-hangatnya jurusan Teknologi Informasi (TI).
Dari persepsi masyarakat kita bisa berkaca atau menjadikannya sebagai pedoman agar persepsi masyarakat yang tidak menyenangkan akan hilang secara perlahan-lahan. Sebagai mahasiswa AIP kita sudah memepelajari tentang “Manajemen”, maka sampaikanlah kepada masyarakat yang tidak tahu bahwa jurusan AIP itu adalah jurusan yang bagus, jurusan yang bisa mengatur, mengelolala orang-orang yang ada dalam suatu organisasi untuk bekerja sama dengan baik.
Buktikan kalau kita jauh lebih unggul dari lulusan SMK dan tidak hanya bisa mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi.saja tetapi lebih dari itu karena kita anak manajemen. Dan yang paling penting pahamilah setiap ilmu yang ada di jurusan kita dan jadilah orang yang berkompeten yang dibutuhkan oleh orang-orang untuk bekerja ditempatnya.
Selain dari persepsi masyarakat tadi, peran alumni aip untuk memajukan jurusan kita masih kurang, karena alumni aip yang sudah bekerja itu belum mempromosikan tentang keunggulan jurusan kita yang mana kemampuan para lulusan aip sangat dibutuhkan oleh perusahaaan mereka baik pemerintah maupun swasta. serta hubungan komunikasi antara jurusan kita dengan alumni belum erat sehingga tidak ada terjalin kerja sama yang saling menguntungkan.
1. 3. Prospek Kerja Jurusan Administrasi Pendidikan
Inilah inti dari permasalahan kita saat ini, kita masih menunggu apa sebenarnya pekerjaan yang cocok untuk jurusan adaministrsi pendidikan, namun demikan dari berbagai informasi yang kami peroleh dari ketua jurusan, alumni dan mata kuliah yang dipelajari dapat ditarik kesimpulan bahwa lulusan jurusan administrasi pendidikan nantinya akan dipersiapkan untuk menjadi :
1. Tenaga administrasi sekolah, staff TU
2. Pegawai kantoran, dinas pendidikan
3. Guru SMK Manajemen bisnis
Namun demikian sebenarnya jurusan administrasi pendidikan bisa bekerja dimana saja, ini dikarenakan karena ilmu yang dipelajari dalam jurusan ini adalah ilmu manajemen yang mana ilmu manajemen sangat dibutuhkan oleh semua lembaga baik negeri ataupun swasta.
Menyikapi akan keraguan mahasiswa akan jurusan ini, perlu kami tegaskan bahwa tidak ada satupun jurusan yang bisa menjamin seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Artinya sebagus apapun jurusan lapangan pekerjaan tidak ada yang akan menjamin untuk langsung diterima, diera globalisasi ini yang sangat dituntut dari seorang lulusan akademisi adalah kompetensi yang dia miliki bukan dia lulusan apa. Jadi kami menyarankan dan menghimbau kepada seluruh mahasiswa jurusan administrsi pendidikan untuk tidak ragu dan malu dengan jurusan ini tetaplah belajar dengan giat dan tingkatkan kompetensi dalam diri kita sehingga dengan demikian setelah kita lulus kita bisa membawa ijazah yang kita miliki kelembaga yang kita inginkan.
Kami menyarankan pada saudara-saudara yang sudah patah semangat dengan jurusan ini, tetaplah tegar dan buktikan kalau jurusan kita adalah yang terbaik, satukan tekan dan rapatkan barisan kita pasti bisa. Ini adalah awal untuk kebangkitan kita bukan akhir.
Akhir kata kami menghimbau saudara sekalian jadilah pencipta lapangan pekerjaan jangan menjadi pencari kerja. Tetapalah berkarya dan belajar karena seperti pribahasa mengatakan dimana ada kemauan disana pasti ada jalan.
D. ANALISIS KEBIJAKAN
Permasalahan diatas akan terjawab dengan adanya sebuah kebijakan yang dapat menjadikan jurusan administrasi pendidikan di kenal oleh masyarakat banyak dan memiliki prospek kerja yang jelas, dengan demikian akan mendapatkan respon positif dari mahasiswa administrasi pendidikan itu sendiri. Dibalik semua ini akan berpedoman kepada Permendiknas No. 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah.
Dengan keluarnya Permen tersebut, akan memberikan dampak positif kepada argument mahasiswa sebelumnya yang mengatakan ketidak jelasan dari jurusan administrasi pendidikan dan prospek kerjanya. Berdasarkan Permen tersebut arah jurusan administrasi pendidikan lebih tampak jelas. Bahwa sebagai tenaga administrasi sekolah benarlah orang-orang yang memiliki background dari administrasi pendidikan. Misalnya untuk menjadi seorang kepala administrasi SMA/SMK/MA/SMALB haruslah seseorang yang berpendidikan S1 program studi administrasi pendidikan, hal ini tercantum dalam lampiran Permen tersebut.
Disamping itu, untuk lebih dikenali jurusan administrasi pendidikan perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang jurusan ini, dan kegiatan atau ikatan iluni administrasi pendidikan agar lebih ditingkatkan. Dengan demikian prospek kerja bagi jurusan administrasi pendidikan akan lebih tampak jelas. Tidak lupa pula diperlukan kesadaran dan optimisme dari setiap mahasiswa terhadap jurusan administrasi pendidikan. Janganlah memandang jurusan ini dengan sebelah mata, sesungguhnya jurusan administrasi pendidikan memiliki peranan penting dalam kemajuan pendidikan khususnya dalam bidang pengelolaan pendidikan.
Kebijakan dari jurusan dalam merubah kurikulum, merupakan langkah yang bagus dalam penentuan keahlian bagi setiap mahasiswanya. Dengan cara menfokuskan atau spesialisasi dari jurusan administrasi pendidikan. Setiap mahasiswa diberikan kesempatan untuk memilih lebih difokuskan kepada ketatausahaan, manajemen pendidikan, kekepalasekolahan, dan lain-lain. Dengan demikian arah dari mahasiswa tamatan jurusan administrasi pendidikan akan tampak jelas. Bahwa mereka akan ditempatkan kepada bagian yang telah menjadi keahlian mereka.
1. A. PROFIL JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
1. Visi
Pusat unggulan pelayanan, pengembangan ilmu dan sumber daya manusia secara profesional dalam bidang manajemen pendidikan yang berlandaskan iman dan taqwa kepada Tuhan YME.
2. Misi
1. Memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran serta pelatihan dalam bidang manajemen pendidikan
2. Melakukan penelitian dan pengembangan berkesinambungan mengenai gagasan baru, bak teori maupun praktek manejemen pendidikan
3. Melakukan pengabdian pengamdian kepada masyaraket melalui konsultasi, pelatihan, dan bimbingan manajemen
4. Melakukukan pembaharuan dalam bidang manajemen pendidikan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sistem pendidikan
5. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga terkait untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam manajemen pendidika
3. 3. Tujuan
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan profesional dibidang manajemen pendidikan yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME
2. Menghasilkan lulusan yang peka terhadap perkembangan dan perubahan dalam manajemen pendidikan
3. Meningkatkan mutu pengelola pendidikan
1. 4. Kompetensi Utama Lulusan Jurusan Administrasi Pendidikan
1. a. Menguasai konsep dan teori tentang manajemen pendidikan yang meliputi fungsi dan bidang garapan serta mampu menerapkannya dalam praktek manajemen pendidikan
2. b. Menguasai konsep dan teori pendidikan dan pengajaran serta mampu melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran
3. c. Menguasai konsep dan teori karya ilmiah dan mampu menghasilkan karya ilmiah di bidang manajemen pendidikan
4. d. Mampu memahami dan hidup bermasyarakat
5. e. Mampu berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma agama yang dianutnya
6. f. Mampu menggunakan teknologi dalam praktek manajemen pendidikan
7. 5. Kompetensi Pendukung Lulusan Jurusan Administrasi Pendidikan
1. a. Mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan dalam bidang manajemen pendidikan
2. Mampu menguasai sekurang-kurangnya satu bahasa asing
3. Memiliki wawasan kewirausahaan
4. Mampu mengolah dan menganalisis data
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu agar tenaga administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah. Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang oleh orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan berantakan. Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan). Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu.
Untuk menjawab tantangan ini didirikan jurusan Administrasi Pendidikan program studi manajemen pendidikan, yang mana lulusan dari jurusan ini diharapkan bisa menjadi pengelola pendidikan, di sekolah atau di dinas pendidikan. Namun fakta dilapangan berkata lain masyarakat merasa sangat asing degan jurusan ini, seolah-olah ini adalah jurusan baru padahal administrasi pendidikan sudah ada sejak UNP masih bernama IKIP Padang. Bahkan yang sangat lucu adalah mahasiswa jurusan Administrasi Pendidikan bingung dengan dirinya sendiri dan bahkan yang lebih memilukan adalah mereka malu untuk jujur jika ditanya apa jurusan mereka.
Tiga tahun silam sewaktu memilih jurusan saat mengikuti SPMB dan menjatuhkan pilihan pada jurusan Admnistrasi Pendidikan, yang terbayangkan adalah akan bekerja sebagai pengelola pendidikan di dinas pendidikan atau sekolah. Namun setelah mengikuti perkuliahan di jurusan administrasi pendidikan kesimpang siuran itu mulai menghampiri. Ini terlihat dengan fenomena-fenomena tidak adanya suatu kompetensi ilmu yang harus benar-benar dikuasai, semua terasa mengambang, mata kuliah yang satu dengan mata kuliah yang lain terasa tidak singkron. Banyak mahasiswa yang bingung dengan jurusan ini, dampak terburuknya ada mahasiswa yang memutuskan untuk pindah jurusan.
Semua kenyataan diatas terjadi karena belum adanya kepastian prospek kerja untuk lulusan jurusan administrasi pendidikan, oleh karena itulah kami tertarik untuk membahasa permasalahan jurusan administrasi pendidikan dalam seminar ini dengan tema “Mau Dibawa Kemana Lulusan Jurusan Administrasi Pendidikan”.
C. PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN
1. 1. Persepsi Mahasiswa Terhadap Jurusan Administrasi Pendidikan
Permasalahan timbul dari mahasiswa itu sendiri. Mereka tidak memahami akan jurusan yang mereka geluti. Mereka selalu berada dalam ketidak pastian bahwa jurusan administrasi pendidikan akan menjadikan mereka seperti apa. Fakta di lapangan yang ditemukan, banyak dari mahasiswa yang malu jika di tanyai mengenai jurusannya. Karena mereka beranggapan bahwa jika dijelaskan administrasi pendidikanlah jurusan mereka, ternyata hasil yang didapatkan banyak dari kalangan umum yang tidak mengerti akan jurusan ini. Disinilah letak kelemahan dari mahasiwa kita. Mereka lebih memilih untuk menyembunyikan informasi mengenai jurusannya dari pada meyakinkan dan menjelaskan bahwa jurusan administrasi pendidikan merupakan jurusan yang sangat berperan penting dalam bidang pendidikan. Bagaimana masyarakat luar akan mengetahui secara mendalam mengenai jurusan administrasi pendidikan, sedangkan mahasiswanya saja tidak mengerti akan jurusan ini dan tidak mau mensosialisasikannya kepada masyarakat banyak.
Banyak kata-kata yang muncul dari mahasiswa bahwa ketidakjelasan akan jurusan membuat mereka kurang bergairah dalam melaksanakan pembelajaran. Bahkan ada dari beberapa mahasiswa yang memilih untuk pindah ke jurusan lain, karena keraguannya terhadap jurusan ini.
Hal aneh yang ditemukan lagi bahwa mahasiswa dari jurusan administrasi pendidikan ini yang menjatuhkan nama jurusannya sendiri, bukan berusaha untuk menaikkan nama dari jurusan tersebut. Mereka mencap bahwa jurusan administrasi pendidikan tidak jelas kedudukannya.
1. 2. Pandangan Masyarakat dan Peran Iluni Terhadap Jurusan Administrasi Pendidikan
Banyak orang yang bertanya-tanya apa itu jurusan Administrasi Pendidikan, ditempatkan dimana nantinya dan sebagai apa kalau bekerja. Orang hanya tahu kalau yang namanya administrasi akan bekerja di kantor Tata Usaha (TU) sebagai pengarsip surat, mengetik surat atau yang berhubungan dengan surat-menyurat. Bahkan masyarakat ada yang mengklaim jurusan kita dengan mengatakan apa itu jurusan “Administrasi Pendidikan” jurusan yang tidak berbobot. Kalau sekedar mengurus administrasi kantor tamatan SMK Bisnis Manajemen khususnya jurusan Administrasi Perkantoran juga bisa dan untuk apa kuliah tinggi-tinggi hanya menghabiskan uang saja.
Masyarakat berani mengklaim jurusan AIP karena mereka tidak melihat atau dominannya yang menempati posisi-posisi tinggi di kantor pemerintah atau swasta bukan jurusan AIP tetapi jurusan lain seperti di perusahaan yang menjadi orang penting adalah jurusan akuntasi / ekonomi, teknik, sedangkan di sekolah jurusan PGSD, bimbingan konseling(BK) dan sekarang sedang hangat-hangatnya jurusan Teknologi Informasi (TI).
Dari persepsi masyarakat kita bisa berkaca atau menjadikannya sebagai pedoman agar persepsi masyarakat yang tidak menyenangkan akan hilang secara perlahan-lahan. Sebagai mahasiswa AIP kita sudah memepelajari tentang “Manajemen”, maka sampaikanlah kepada masyarakat yang tidak tahu bahwa jurusan AIP itu adalah jurusan yang bagus, jurusan yang bisa mengatur, mengelolala orang-orang yang ada dalam suatu organisasi untuk bekerja sama dengan baik.
Buktikan kalau kita jauh lebih unggul dari lulusan SMK dan tidak hanya bisa mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi.saja tetapi lebih dari itu karena kita anak manajemen. Dan yang paling penting pahamilah setiap ilmu yang ada di jurusan kita dan jadilah orang yang berkompeten yang dibutuhkan oleh orang-orang untuk bekerja ditempatnya.
Selain dari persepsi masyarakat tadi, peran alumni aip untuk memajukan jurusan kita masih kurang, karena alumni aip yang sudah bekerja itu belum mempromosikan tentang keunggulan jurusan kita yang mana kemampuan para lulusan aip sangat dibutuhkan oleh perusahaaan mereka baik pemerintah maupun swasta. serta hubungan komunikasi antara jurusan kita dengan alumni belum erat sehingga tidak ada terjalin kerja sama yang saling menguntungkan.
1. 3. Prospek Kerja Jurusan Administrasi Pendidikan
Inilah inti dari permasalahan kita saat ini, kita masih menunggu apa sebenarnya pekerjaan yang cocok untuk jurusan adaministrsi pendidikan, namun demikan dari berbagai informasi yang kami peroleh dari ketua jurusan, alumni dan mata kuliah yang dipelajari dapat ditarik kesimpulan bahwa lulusan jurusan administrasi pendidikan nantinya akan dipersiapkan untuk menjadi :
1. Tenaga administrasi sekolah, staff TU
2. Pegawai kantoran, dinas pendidikan
3. Guru SMK Manajemen bisnis
Namun demikian sebenarnya jurusan administrasi pendidikan bisa bekerja dimana saja, ini dikarenakan karena ilmu yang dipelajari dalam jurusan ini adalah ilmu manajemen yang mana ilmu manajemen sangat dibutuhkan oleh semua lembaga baik negeri ataupun swasta.
Menyikapi akan keraguan mahasiswa akan jurusan ini, perlu kami tegaskan bahwa tidak ada satupun jurusan yang bisa menjamin seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Artinya sebagus apapun jurusan lapangan pekerjaan tidak ada yang akan menjamin untuk langsung diterima, diera globalisasi ini yang sangat dituntut dari seorang lulusan akademisi adalah kompetensi yang dia miliki bukan dia lulusan apa. Jadi kami menyarankan dan menghimbau kepada seluruh mahasiswa jurusan administrsi pendidikan untuk tidak ragu dan malu dengan jurusan ini tetaplah belajar dengan giat dan tingkatkan kompetensi dalam diri kita sehingga dengan demikian setelah kita lulus kita bisa membawa ijazah yang kita miliki kelembaga yang kita inginkan.
Kami menyarankan pada saudara-saudara yang sudah patah semangat dengan jurusan ini, tetaplah tegar dan buktikan kalau jurusan kita adalah yang terbaik, satukan tekan dan rapatkan barisan kita pasti bisa. Ini adalah awal untuk kebangkitan kita bukan akhir.
Akhir kata kami menghimbau saudara sekalian jadilah pencipta lapangan pekerjaan jangan menjadi pencari kerja. Tetapalah berkarya dan belajar karena seperti pribahasa mengatakan dimana ada kemauan disana pasti ada jalan.
D. ANALISIS KEBIJAKAN
Permasalahan diatas akan terjawab dengan adanya sebuah kebijakan yang dapat menjadikan jurusan administrasi pendidikan di kenal oleh masyarakat banyak dan memiliki prospek kerja yang jelas, dengan demikian akan mendapatkan respon positif dari mahasiswa administrasi pendidikan itu sendiri. Dibalik semua ini akan berpedoman kepada Permendiknas No. 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah.
Dengan keluarnya Permen tersebut, akan memberikan dampak positif kepada argument mahasiswa sebelumnya yang mengatakan ketidak jelasan dari jurusan administrasi pendidikan dan prospek kerjanya. Berdasarkan Permen tersebut arah jurusan administrasi pendidikan lebih tampak jelas. Bahwa sebagai tenaga administrasi sekolah benarlah orang-orang yang memiliki background dari administrasi pendidikan. Misalnya untuk menjadi seorang kepala administrasi SMA/SMK/MA/SMALB haruslah seseorang yang berpendidikan S1 program studi administrasi pendidikan, hal ini tercantum dalam lampiran Permen tersebut.
Disamping itu, untuk lebih dikenali jurusan administrasi pendidikan perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang jurusan ini, dan kegiatan atau ikatan iluni administrasi pendidikan agar lebih ditingkatkan. Dengan demikian prospek kerja bagi jurusan administrasi pendidikan akan lebih tampak jelas. Tidak lupa pula diperlukan kesadaran dan optimisme dari setiap mahasiswa terhadap jurusan administrasi pendidikan. Janganlah memandang jurusan ini dengan sebelah mata, sesungguhnya jurusan administrasi pendidikan memiliki peranan penting dalam kemajuan pendidikan khususnya dalam bidang pengelolaan pendidikan.
Kebijakan dari jurusan dalam merubah kurikulum, merupakan langkah yang bagus dalam penentuan keahlian bagi setiap mahasiswanya. Dengan cara menfokuskan atau spesialisasi dari jurusan administrasi pendidikan. Setiap mahasiswa diberikan kesempatan untuk memilih lebih difokuskan kepada ketatausahaan, manajemen pendidikan, kekepalasekolahan, dan lain-lain. Dengan demikian arah dari mahasiswa tamatan jurusan administrasi pendidikan akan tampak jelas. Bahwa mereka akan ditempatkan kepada bagian yang telah menjadi keahlian mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)